Powered By Blogger

Senin, 22 Agustus 2011

Jaminan dari Kapolri

Kapolri Jamin Keamanan Arus Mudik-Balik Lebaran 2011



Ilustrasi

CIREBON - Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo menegaskan, segala ancaman terkait arus mudik dan balik akan diantisipasi secara optimal. Optimalisasi keamanan dilakukan salah satunya karena diprediksi jumlah pemudik tahun ini meningkat 5%.

“Dari segi keamanan, semua hal kita antisipasi. Seluruh pasukan pengaman telah disiapkan masing-masing Polda,” ujar Timur saat singgah di Stasiun Kejaksan, Kota Cirebon, Sabtu (20/8/2011).

Ia meyakinkan, semua kegiatan pengamanan sudah optimal untuk mendukung kelancaran arus mudik dan arus balik. Kedatangan Kapolri hari itu berlangsung singkat, hanya sekitar 15 menit, sejak pukul 16.00 WIB.

Kapolri menambahkan, setelah mengecek kesiapan jalur mudik dan balik dari Jakarta- Semarang-Cirebon-Jakarta, diakuinya masih ditemukan sejumlah titik jalur mudik masih  yang dalam tahap perbaikan.

Adanya perbaikan jembatan yang masih belum selesai, seperti di jalan-jalan utama maupun alternatif, khususnya di Jawa Tengah. Namun Timur optimistis perbaikan jalan akan rampung dalam tiga hari ke depan.

“Secara keseluruhan, kesiapan jalur mudik dan balik sudah optimal, sekitar 90%. Beberapa memang ada yang masih harus direalisasikan perbaikannya tapi dalam waktu tiga hari saya yakin sudah siap digunakan,” tuturnya.

Menggunakan kereta api, bersama Timur tampak pula Menteri Perhubungan Freddy Numberi. Namun, Menhub tak sampai menemui awak media karena langsung menuju Bandara Penggung, Kota Cirebon, untuk bertolak kembali ke Jakarta.

Sementara itu, Wakapolda Jabar Brigjen Pol Jovianes Mahar saat ditemui usai melepas keberangkatan Kapolri menyatakan, kesiapan Polda dalam mengantisipasi kerawanan keamanan saat arus mudik dan balik. Perhatian pengamanan dilakukan di setiap titik.

“Titik-titik rawan kriminalitas seperti terminal hingga jalur lepas seperti Pamanukan juga menjadi salah satu fokus utama pengamanan kami. Tindak kejahatan saat mudik dan balik biasanya aksi hipnotis maupun pembiusan dari makanan dan minuman,” katanya.

Ditanya soal pengamanan terhadap kemungkinan ancaman sabotase, ia menyebut hingga saat ini belum ada. Terpisah, Kapolres Cirebon Kota AKBP Asep Edi Suheri menegaskan, pascabom Cirebon pihaknya belum menemui adanya indikasi sabotase keamanan. (put)

Himbauan buat yang akan Mudik Warga Villa Bintang Mas '2011

Tips Menghindari Kejahatan Pembiusan Saat Mudik


Tips Menghindari Kejahatan Pembiusan Saat Mudik
net
Ilustrasi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bagi anda yang akan pulang kampung saat lebaran harap berhati-hati dan harus pintar-pintar menjaga diri dari pelaku-pelaku kejahatan dengan jalan pembiusan.
Seketika anda akan tidak sadar dan saat tersadar harta anda bisa raib dibawa kabur penjahat.
Berikut tips Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Baharudin Djafar supaya anda tidak menjadi korban pembiusan dan hipnotis baik saat mudik atau pun balik.
Pertama, pemudik sebaiknya jangan lekas percaya kepada orang yang sama sekali yang belum anda kenal.
Kedua, selama perjalanan pulang ke kampung halaman, pemudik harus banyak dzikir, jangan jalan sendirian, dan saling mengingatkan satu dengan yang lain.
Ketiga, jangan mudah menerima makanan atau minuman kaleng, sebab bisa saja makanan dan minuman itu sudah diracun.
Keempat, kenali modus-modus pelaku pembiusan. Pelaku biasanya beraksi di tempat yang ramai pemudik. Modus operandinya berpura-pura mengajak bicara. Setelah merasa akrab, pelaku biasanya menawarkan minuman kaleng atau makanan yang sudah diberi obat tidur. Setelah anda meminumnya, anda akan tidak sadarkan diri, lalu harta anda akan dibawa lari pelaku.
Kelima, bila ada masyarakat yang mengetahui korban pembiusan, segeralah laporkan ke kantor polisi atau ke posko keamanan terdekat.
Menurut, Baharudin pelaku pembiusan dan hipnotis merupakan pemain lama yang biasa beraksi. Jadi modusnya sebenarnya sudah bisa diketahu.
"Tapi tidak tertutup kemungkinan pula, wajah-wajah pelaku baru bermunculan. Untuk bisa mengetahuinya, tentu para pelaku pembiusan harus ditangkap lebih dulu," jelas Baharudin.
Berdasarkan data yang dihimpun, kasus kejahatan denga cara membius korbanya terakhir kali terjadi di Tanjungpriok. Dua orang kuli yang hendak mudik ke Indramayu tak sadarkan diri setelah meminum kopi yang dicampur obat tidur sama pelakunya.